Sore
ramai anak-anak ketika saya melewati kampung menuju toko alat-alat tulis. Saya baru
teringat, jelang tujuh belas Agustus, kampung-kampung biasanya mengadakan aneka
lomba. Dua remaja laki-laki memasang tali rafia di kanan kiri tiang jalan. Basah
di sebagian baju kaus mereka menandakan matahari masih garang memancarkan
sinarnya. Di belakang saya, seorang anak nyeletuk,
“Umi, aku mau ikutan lomba makan krupuk.”
Lalu ibunya mengiyakan.
Seringkali ingatan saya tertuju pada
majalah Ummi setiap kali mendengar panggilan ‘Umi’. Ingatan saya melambung pada
karya saya yang pernah dimuat di majalah itu. Namun, perasaan saya berada pada
titik nadir. Saya tidak bisa mengarsipkannya sebagaimana karya-karya saya
setiap dimuat media. Majalah Ummi yang memuat karya saya itu termakan banjir
lalu saya buang.
Pulang dari toko alat-alat tulis,
pikiran saya melintas: Mengapa tidak saya tulis pengalaman saya seputar karya saya
itu? Lalu saya menghubungi teman yang karyanya berkali-kali dimuat di majalah
Ummi. Saya minta memfotokan majalah Ummi sebagai gambar ilustrasi. Tidak lama
saya mendapatkan gambar majalah Ummi.
“Kejutan Nasi Soto” adalah judul cerita anak itu.
Ia berkisah tentang seorang anak lelaki dari keluarga sederhana. Saat anak lelaki
itu khitan orangtuanya hanya menyajikan panganan-panganan di piring-piring
saji. Tetangga sebelahnya adalah pemilik warung soto. Ia membuka warungnya untuk
sarapan. terdorong rasa empati, ia memberi kejutan dengan menyuguhi semangkuk
nasi soto kepada setiap tamu yang hadir.
Ide
cerita itu timbul saat saya berkunjung ke rumah teman. Tetangga sebelahnya
menjual nasi soto. Ketika teman saya masuk dan meninggalkan saya sendiri,
pikiran saya berandai-andai. Malam menjadi sempurna jika yang terhidang nanti
tidak hanya minuman, tetapi juga semangkuk nasi soto. Tapi warung itu gelap
karena hanya buka pagi hari.
“Kejutan
Nasi Soto” satu-satunya karya saya yang pernah dimuat di majalah Ummi. Sebagaimana
nasib media-media lain, akhirnya media itu juga tutup.
Kini,
setiap kali saya merindukan “Kejutan Nasi Soto”, saya tinggal membaca tulisan
ini.
@@@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar