www.rebanas.com
Pembelajaran tentang Teks Deskripsi memasuki tahap
akhir. Setelah memahami, menentukan struktur, hingga menjelaskan unsur
kebahasaan, kini tibalah saatnya menulis Teks Dskripsi secara mandiri.
Pembahasan Teks Deskripsi berada bab pertama pada Kurikulum 13 jenjang kelas 7.
Langkah
pertama menulis Teks Deskripsi adalah menentukan objek.
"Kalian boleh memilih salah satu objek
wisata di kota ini. Atau bercerita tentang kampung halamanmu, atau lingkungan
tempat tinggalmu, atau sekolahmu ini. Boleh juga bercerita tentang Ayahmu, Ibumu,
atau binatang peliharaanmu!” Pinta saya memberi semangat.
Setiap
siswa berpikir dan mereka-reka objek yang akan dipilih berdasarkan pengalaman
mereka. Ada yang memilih objek wisata bagi yang pernah berkunjung ke tempat
wisata. Begitupun yang memilih kampung halaman, binatang peliharaan, ayah atau
ibu dengan segala kelebihannya.
"Setelah itu tulislah judul. Judul
terdiri dari dua unsur, nama objek dan kesanmu terhadap objek itu!" tambah
saya pada langkah selanjutnya.
Saya
menunggu sesaat. Setelah semua siswa berhasil membuat judul, saya pun
melanjutkan dengan langkah berikutnya. Hingga setiap anak mengembangkan
struktur Teks Deskripsi menjadi paragraf-paragraf.
Saya
menunggui bila mungkin ada yang mengalami kesulitan. Tiba-tiba di antara
keheningan terdengar isak tangis. Saya mencari sumber suara.
"Bu,
Elsa menangis," ungkap Reny yang duduk di sebelah Elsa. Kebetulan mereka
duduk di deretan belakang.
"Elsa menangis? Kalian bertengkar?" tebak saya.
"Tidak, Bu. Saya sejak tadi menulis. Tiba-tiba Elsa menangis."
Sontak
semua perhatian siswa tertuju pada Elsa. Saya segera menetralisir keadaan.
"Anak-anak, tetap lanjutkan mengerjakan tugas."
Semua
siswa melanjutkan tulisannya masing-masing. Sementara saya meminta Elsa ke
perpustakaan sambil membawa buku tugas dan pulpen. Kebetulan ruang perpustakaan
tidak jauh dari kelas 7, yaitu di lantai dua.
Sesampai
di perpustakaan...
"Ada apa Elsa kamu memangis?" tanya
saya setelah duduk di sampingnya.
"Ketika Ibu tadi bercerita tentang Ibu, saya teringat Ibu saya.
Beliau sudah meninggal,” saya peluk dan hibur Elsa yang kembali menangis.
Setelah Elsa tenang...
"Kalau begitu kamu tidak usah bercerita tentang keluargamu.
Berceritalah tentang lingkungan tempat tinggalmu, atau tempat wisata yang
pernah kamu kunjungi, atau binatang peliharaanmu," ungkap saya memberikan
alternatif.
"Saya tidak punya rumah, Bu. Kami hanya mengontrak satu kamar. Itu
sebabnya tidak punya binatang peliharaan pula. Kami orang tidak mampu dan tidak
pernah pergi ke tempat wisata." Isaknya kembali terdengar.
Saya
berusaha terus menghibur. Sejenak saya berpikir.
"Kalau begitu kamu ceritakan dirimu
sendiri."
"Apa
yang harus saya ceritakan, Bu?"
"Kamu berbeda dengan siswa-siswa lain. Kamu tidak punya ibu, tidak
punya rumah, orangtuamu tidak mampu, tapi tetap punya semangat belajar. Itu
berarti kamu siswa yang hebat dibanding teman-temanmu."
"Masa, Bu," ungkap Elsa seperti tak percaya. Mulai tampak
sinar di wajahnya.
Elsa
manggut-manggut. Dia pun bersemanagat ingin mengerjakan.
"Coba kamu bikin judul," pancing saya memberi semangat.
"Objeknya, aku. Kelebihan aku adalah siswa yang hebat."
"Jadi..."
"Aku, Siswa yang Hebat."
Kini Elsa
penuh semangat, tidak ada lagi kesedihan apalagi air mata. Lalu saya suruh Elsa
masuk kelas melanjutkan tugasnya menulis Teks Deskripsi.
@@@