Apa
kabar, teman-teman? Semoga semua sehat. Lama tidak tamasya. Pandemi selama
hampir dua tahun telah membatasi aktivitas ke luar. Termasuk bertamasya. Di
samping itu tempat-tempat wisata juga ditutup. Seiring keadaan yang semakin
membaik, pemerintah membuka
tempat-tempat wisata. Kita pun bisa bertamasya. Tapi jangan lupa, prokes tetap
dijalankan dengan tertib. Bagaimanapun pandemi belum berakhir. Dengan demikian,
kita tetap dapat bersenang-senang; badan kita tetap sehat.
Tamasya saya kali ini ke Aloon-Aloon
Masjid Agung Semarang. Sebagai warga Semarang, saya merasa ini tempat wisata
baru. Sebelumnya tempat ini berubah menjadi pasar. Namanya pasar Ya`ik. Di sana
ada pedagang pakaian, kacamata, jam, makanan, minuman, obat-obatan, dan
kebutuhan-kebutuhan lain. Tanpa sedikit pun memberikan ruang untuk publik. Suatu
saat terjadi kebakaran. Setelah tempat ini dibangun, difungsikan sebagaimana
aslinya, sebagai alun-alun. Sangat berbeda dari sebelumnya yang penuh dengan
pedagang dan kotor.
Tempat
ini dibuka untuk umum sebagai alun-alun bersamaan dengan diresmikannya Pasar Johar
yang juga dibangun kembali karena kebakaran. Peresmian dilakukan oleh Bapak Presiden
pada tanggal 5 Januari 2022 lalu. Pasar Johar terletak di belakang alun-alun.
Sedangkan di sebalah kanan alun-alun ada Pasar Kanjengan. Kedua pasar ini
sama-sama selesai dibangun. Ada akses menuju kedua pasar tersebut dari
alun-alun. Sambil menyelam minum air, teman-teman bisa bertamasya kemudian
sekalian berbelanja.
Aloon-Aloon Masjid Agung Semarang
terletak di Jalan Pemuda, Kecamatan Semarang Tengah. Sesuai namanya alun-alun
berada di depan Masji Agung Semarang. Itu sebabnya teman-teman tidak perlu
khawatir jika tiba waktunya salat. Teman-teman hanya berjalan beberapa langkah
untuk menunaikan ibadah di masjid. Tidak jauh dari Aloon-Aloon Masjid Agung Semarang,
terdapat tempat wisata Kota Lama, berjarak sekitar 300 meter. Jadi, setelah ke
alun-alun, teman-teman bisa sekalian ke Kota Lama atau sebaliknya.
(Foto: Iis Soekandar)
Jalan
menuju ke alun-alun mudah dijangkau. Banyak angkutan umum yang melewatinya. Ada
angkutan daihatsu berwarna oranye dari arah Mangkang, Manyaran, dan Genuk. Atau
naik bus Trans Semarang turun di halte terdekat. Di area alun-alun juga
dibangun halte bus Trans Semarang. Sampai dengan tulisan ini saya tulis, belum
ada bus trans yang masuk. Ketika saya bertanya kepada pihak yang berkompeten,
dia menjawab menunggu peresmian dari pihak armada Trans Semarang. Semoga pihak
Trans Semarang segera meresmikan halte tersebut agar semakin banyak angkutan
menuju ke alun-alun.
Alun-alun
ini tidak hanya lapangan luas, yang terletak di atas, tetapi juga tempat santai
yang terletak di bawah. Ada banyak spot-spot foto. Sebagai area publik, tempat
ini juga dilengkapi tempat parkir yang terletak di bawah tanah, baik untuk roda
dua maupun roda empat. Toilet untuk buang air pun sudah tersedia di area tempat
parkir. Jadi, teman-teman tidak perlu risau jika berada di alun-alun tiba-tiba
ingin buang air. Hanya, toilet yang terletak di alun-alun bagian belakang belum
berfungsi karena belum ada airnya.
Untuk lebih menggairahkan masyarakat mengunjunginya, takmir masjid mengadakan acara senam pada setiap hari Minggu pagi. Bagi teman-teman yang berada di Kota Semarang dapat memanfaatkan kesempatan ini. Selain untuk menjaga kesehatan juga refreshing.
Sebagai
tempat yang dikunjungi masyarakat umum, teman-teman tidak perlu khawatir
mencari makanan dan minuman. Banyak pedagang makanan dan minuman di sekitar
alun-alun. Ada pedagang nasi, minuman, bakso, mi ayam, gilo-gilo yang segar dengan
buah-buahannya, juga aneka makanan cepat saji yang kini marak, seperti tempura
dan sosis yang diolah dengan dibakar. Terlebih jika hari Minggu, banyak para
pedagang yang menjajakan dagangannya.
Dengan dibukanya alun-alun, selain
bermanfaat bagi pemgunjung, tentu juga memberi nilai tambah bagi masyarakat
pedagang. Mengembalikan ekonomi yang terpuruk karena pandemi dan memberi lahan
bagi pedagang baru memulai usaha.
Semoga tulisan ini bermanfaat,
sampai jumpa pada tamasya saya berikutnya!
@@@