Menulis Laporan PTK
Beberapa hari lalu, saya diundang menghadiri seminar
tentang hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Walaupun undangan ini mendadak,
karena pagi itu baru saja diberti tahu, tentu saya senang. Gayung bersambut. Sudah
lama saya ingin mengetahui sejauh mana perkembangan membuat PTK, dari
pembukaan, isi, hingga penutup, termasuk tentu saja sehubungan dengan dunia
kepenulisan. Apakah kaidah kepenulisannya masih sama seperti yang pernah saya
buat tiga tahun lalu. Alhamdulillah saya bertemu banyak teman. Saya sharing kepada mereka. Saya banyak
mendapatkan masukan dan saran, sebagai bekal kelak bila membuat PTK. Apakah
PTK?
Sebagaimana akronim dari Penelitian
Tindakan Kelas, setiap guru yang mengalami masalah pembelajaran di kelasnya,
diharapkan memecahkannya dengan membuat penelitian. Sehingga semua kompetensi dasar
yang diamanatkan kurikulum tercapai.
Penyebab
kompetensi dasar tidak tercapai bermacam-macam. Bisa dari peserta didik,
seperti minat belajar yang rendah, latar belakang keluarga yang kurang
harmonis, korban perpisahan orangtua. Juga dari luar peserta didik, seperti
fasilitas sekolah yang kurang memadai, kondisi lingkungan sekolah yang tidak
mendukung belajar, atau dari faktor-faktor lain, karena setiap kondisi dan
daerah tentu mempunyai situasi yang berbeda pula. Melihat permasalahan ini,
guru mencari metode-metode inovatif sesuai pembelajaran agar tujuan kompetensi dasar yang belum tercapai menjadi
sesuai yang diinginkan. Setelah proses PTK selesai, guru membuat laporan PTK.
Pada
dasarnya isi laporan PTK terdiri dari lima bab. Bab pertama berisi pendahuluan
yang terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, analisis masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Bab kedua tentang
kajian pustaka. Dalam bab ini dijelaskan kajian teori yang mendukung
penelitian, kerangka berpikir, dan hipotesis. Sedangkan pelaksanaan perbaikan
pembelajaran berada di bab ketiga. Selanjutnya bab keempat membahas hasil
penelitian. Terakhir bab kelima berisi simpulan dan saran.
PTK
dapat digeneralisasikan. Artinya seorang guru yang akan mengadakan PTK, dibolehkan
mencontoh metode yang sama dari guru lain yang
telah mengadakan penelitian dengan
kompetensi dasar yang sama pula. Meski demikian, tidak akan ditemukan
hasil yang sama karena setiap kondisi berbeda. Baik berbeda dari latar belakang
siswa, sarana dan lingkungan sekolah, dan masih banyak lagi fakor-faktor lain
yang mengganggu pembelajaran sehingga tidak tercapai tujuan kompetensi dasar.
Begitu
luas pekerjaan menulis. Semakin mewarnai dunia literasi.
Itu sebabnya saya tidak bosan menggeluti pekerjaan ini. Karena ketika saya
jenuh mengerjakan satu genre tulisan, saya bisa mengerjakan pada genre yang
lain. Hidup pun menjadi tetap bersemangat apalagi bila diniati untuk berbagi
kepada orang lain. Salam senyum menulis, teman-teman!
@@@