Iis Soekandar: Dongeng

Jumat, 06 Juli 2018

Dongeng

Piala Raja Kelinci


      Rambo kelinci pulang berjalan kaki membawa seikat wortel. Seperti biasa setiap sore ia berjalan untuk mengambil wortel dari ladang wortel. Jaraknya kira-kira satu kilometer dari rumah. Sedangkan kelinci-kelinci muda lain biasanya naik sepeda kalau pergi ke ladang. Di perjalanan pulang Rambo melihat kelinci seumurannya bergerombol. Mereka sedang membicarakan perlombaan yang diadakan Kerajaan Kelinci. Raja Kelinci mengadakan lomba lari cepat bagi para kelinci muda. Pemenangnya akan mendapatkan Piala Raja Kelinci. Piala itu berbentuk worel, makanan kesukaan mereka.

       Lomba itu diselenggarakan dalam rangka ulang tahun Kerajaan Kelinci.
       “Kerajaan Kelinci harus tetap merdeka. Tidak boleh dijajah oleh hewan lain. Itu sebabnya, para kelinci muda harus cekatan berlari!” ujar Raja Kelinci pada sebuah pidato.
        Raja Kelinci juga berencana akan memberi pelatihan bela diri kepada para kelinci muda. Suatu saat jika ada musuh datang, para kelinci muda yang akan maju di medan perang.
      “Aku harus mendapatkan Piala Raja Kelinci!” kata Rambi, kembaran Rambo.
       Rambo yang baru saja sampai di rumah, hanya tersenyum.
    “Bagaimana mungkin kamu mendapatkan piala itu? Kamu tidak pernah mau latihan berlari. Setiap hari Rambo yang mengambil wortel di ladang,” kata bunda Rambi dan Rambo.
       Rambi hanya terdiam.
       “Otot kakiku masih bagus. Belum pernah terkilir, jatuh, dan luka seperti Rambo.  Lari sepanjang tiga kilometer pasti mudah. Rambo pasti cepat kelelahan. Dia kan setiap hari sudah berjalan menempuh jarak dua kilometer,” gumam Rambi di dalam hati.
@@@
       Waktu terus berjalan. Tibalah saat yang dinanti. Semua kelinci muda berkumpul di depan istana. Masing-masing memakai nomor punggung. Rambo mendapat nomor 55 sedangkan Rambi 101. Sebanyak 252 kelinci muda mengikuti lomba lari cepat.
       “Para kelinci muda, waktu menunjukkan tepat pukul enam pagi. Kalian akan berlari sepanjang tiga kilometer sesuai rute yang telah ditentukan,” Patih memberi keterangan.
       Dari balkon tampak Raja, Permaisuri, dan kedua pangeran kelinci menyaksikan pembukaan lomba.
       “Hitungan akan saya mulai dari angka 3. Kalian siap?” tambah Patih.
       “Siaaaap,” jawab semua kelinci muda penuh semangat.
       “Tiga... dua... satu....”
       Semua kelinci muda berlari. Bapak dan ibu mereka memberi dukungan di sepanjang jalan yang mereka lalui. Mereka pasti menginginkan anaknya mendapatkan Piala Raja Kelinci. Begitu pun ayah dan bunda Rambo-Rambi.
       Setelah beberapa menit berlalu, beberapa peserta mulai berguguran. Ada yang berhenti lari karena kakinya lecet. Ada yang otot kakinya kram dan pingsan.
       Rambo masih bertahan berlari. Sedangkan Rambi kakinya mulai kaku setelah menempuh jarak satu kilometer. Bahkan ia terjatuh
       “Aduh... kakiku... kenapa ini?” tanya Rambi.
       Rambi berhenti di tengah jalan. Ia mengerang. Sementara kelinci muda lain yang masih bertahan terus berlari. Rambo sudah berada jauh di depan. Ia tak tahu kalau kembarannya terjatuh.
       Pasukan istana tampak sigap menolong Rambi. Mereka sengaja ditugaskan untuk menolong para peserta lomba lari yang berhenti di jalan. Dua kelinci petugas lalu mengantar Rambi ke pos pertolongan pertama.
       Ayah dan Bunda menemani Rambi yang dirawat di pos itu. Mereka sudah menduga Rambi tidak mampu menempuh jarak tiga kilometer.
       Semula Rambi heran, mengapa ototnya bisa kram. Dokter menjelaskan, justru otot harus sering dilatih agar lentur dan kuat.
       Otot dan tulang Rambo sudah terlatih berlari. Saat pergi ke ladang dan pulang ke rumah membawa wortel, sebetulnya Rambo tanpa sengaja telah berlatih. Berjalan dan terkadang berlari sejauh dua kilometer setiap hari.
       Jadi tak heran kalau akhirnya Rambo sampai paling awal di depan istana. Disusul kelinci-kelinci muda lain beberapa saat kemudian. Setengah dari mereka gagal mencapai finish.
     Kini giliran penyerahan Piala Raja Kelinci untuk sang juara.
 “Para peserta dan semua rakyat kerajaan Kelinci, kini tiba saatnya penyerahan piala.  Pemenang lomba lari cepat tahun ini adalah... Rambo!” seru Patih.
       Tepuk tangan terdengar riuh-rendah.
       Raja Kelinci memberikan piala pada Rambo.
       “Rambo... Rambo... Rambo.... “ hadirin yang hadir mengelu-elukan Rambo yang menerima Piala Raja Kelinci.
       Sampai di rumah, Rambi masuk ke kamarnya dan termenung. Rambo mendekatinya dan menghibur.
       “Rambo, mulai besok kita bergantian ke ladang. Sehari kamu, sehari aku. Aku juga ingin punya Piala Raja Kelinci seperti kamu,” kata Rambi.
      “Aku bangga pada usahamu, Rambi. Jika kamu rajin ke ladang aku percaya suatu kamu juga bisa mendapatkan Piala Raja Kelinci,” kata Rambo.
       Mulai hari itu, bunda tidak lagi marah-marah. Rambi tidak lagi malas. Ia bergantian dengan Rambo mengambil wortel di ladang.   
@@@
Dongeng ini pernah dimuat di majalah Bobo, terbit 28 Juni 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar