Kue Lebaran Buat Tika
Bagi Tika dan keluarganya, Lebaran
tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tika, mama, dan papa menemani
nenek selama liburan di kampung. Sebab kakek meninggal beberapa bulan lalu.
Biasanya mereka berkunjung ke rumah nenek hanya sehari.
“Hai...,”
sapa Tika kepada seorang anak yang melewati rumah nenek. Tika berada di luar
pagar rumah. Tika sendirian dan ingin mencari teman.
“Hai
juga. Kamu kan cucunya Nek Rahma,” ungkap anak itu.
“Iya,
mainlah kemari!” ajak Tika.
Anak
itu menurut. Kemudian mereka saling berkenalan. Ternyata namanya Nina. Mereka
duduk santai di teras sambil menikmati hidangan kue-kue Lebaran.
“Itu
namanya castengel. Rasanya asin
karena ada campuran kejunya,” jawab Tika.
Selain
castengel, ada juga tarnas berbentuk
seperti keranjang. Lalu kue berbentuk pipih, namanya lidah kucing. Sedangkan
kue berbentuk bulan sabit yang ditaburi dengan gula halus, namanya putri salju.
Semua kue itu buatan mama Tika. Nina menyukai semua kue yang disajikan.
Setelah puas menikmati kue Lebaran
dan segelas es sirup, Nina izin pulang.
“Maaf,
aku pulang dulu. Sebetulnya aku sedang disuruh bundaku ke warung,” ungkap Nina.
“Oh,
maaf. Pasti bundamu sedang menunggu di rumah.”
Nina
pun buru-buru pergi ke warung.
@@@
Sore
hari Tika kembali berdiri di depan pagar rumah. Tika berharap bertemu dengan
Nina lagi. Sebetulnya dia bisa meminta petunjuk letak rumah Nina kepada nenek. Tapi
Tika sungkan karena baru saja mengenal Nina.
Keesokan
hari ketika Tika akan membuang sampah, Nina lewat depan rumah nenek.
“Nina,
kamu mau ke mana?” tanya Tika.
“Aku
mau ke warung membeli tepung,” jawab Nina.
“Wah,
pasti bundamu akan membuat kue Lebaran lagi. Kue-kue bikinan bundamu lezat-lezat
hingga kehabisan,” tebak Tika senang.
Nina
hanya tersenyum.
“Oya, bagaimana kalau aku ganti ke rumahmu.
Lalu mencicipi kue-kue Lebaran bikinan bundamu,” usul Tika.
“Mm
... tapi jangan sekarang ya. Aku sedang membantu bunda memasak,” jawab Nina.
“Baiklah.”
Setiap
hari Tika menunggu Nina lewat. Tapi ketika bertemu dan ingin berkunjung ke
rumahnya, Nina melarang. Tika bertanya kepada nenek mengapa Nina demikian.
“Mungkin
waktu itu dia akan berkunjung ke rumah saudara-saudaranya. Ini kan Lebaran.
Jika cuma mau silaturrahmi, mengapa
tidak langsung pergi ke rumahnya. Kalau kecele, kamu datang lain waktu. Kamu
kan lama liburan di rumah nenek,” saran nenek.
“Iya,
iya.”
Tika
berjanji suatu saat akan berkunjung ke rumah Nina.
@@@
Suatu
sore Tika pergi ke rumah Nina seperti saran nenek. Tika datang tanpa
memberitahukan terlebih dahulu.
Tok tok tok
“Assalamualaikum,”
“Walaikumsalam, ayo masuk,”
Seorang
wanita berjilbab membukakan pintu. Ternyata beliau bundanya Nina. Ketika Tika
memperkenalkan diri, bunda langsung akrab.
“Jadi
ini cucunya Nek Rahma. Nina bercerita banyak tentang kamu. Bunda panggilkan
Nina,” bunda lalu ke dalam.
Di
atas meja, Tika melihat kue-kue di stoples. Ada kue satru yang terbuat dari
kacang hijau, opak gambir, lanting, dan ada satu lagi kue yang ia tidak
mengerti. Bentuknya seperti roda. Satu stoples berwarna hijau muda, satu lagi
pink.
Tidak
lama, Nina keluar sambil membawa nampan berisi dua gelas teh.
“Maaf
Tik, bundaku membuat kue-kue tradsional. Tidak seperti di rumah nenekmu. Kuenya
lezat-lezat,” ungkap Nina sambil mempersilakan untuk mencicipi.
“Mengapa
kamu bilang begitu? Belum tentu kue tradisional tidak lezat.”
Setelah mencicipi...
“Hm,
rasanya enak, renyah dan manis,” ungkap Tika ketika mencicipi kue seperti roda
berwarna pink.
“Itu
namanya kembang goyang.” Kemudian Nina menerangkan mengapa dinamakan kembang
goyang. Sebab ketika menggoreng harus digoyang-goyang hingga telepas dari
cetakannya.
“Benar
kan, Nin, kue tradisional tidak kalah enak dengan kue modern,” jelas bunda
kepada Nina. Ternyata di dalam, bunda mendengar semua pembicaraan keduanya.
“Jadi
selama ini kamu menolak aku ke mari karena malu. Bundamu benar, kue tradisional
tidak kalah lezat dengan kue modern,” jelas Tika sambil menikmati kembang
goyang.
“Kalau Tika mau, Bunda kasih. Kebetulan
Bunda masih menyimpan. Tempo hari bunda membuat lagi karena kehabisan. Banyak
tamu yang suka kembang goyang.”
Tentu saja Tika tidak menolak kue
Lebaran buatan bunda itu. Bunda masuk tidak lama kemudian keluar dengan membawa
sekantung plastik kembang goyang. Sejak saat itu Nina tidak malu lagi. Nina
senang Tika datang dan menikmati kembang goyang karena di rumah neneknya tidak
ada.
@@@
Cernak ini pernah dimuat di harian Solopos, Minggu, 24 Juni 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar