Cerita
ini berawal ketika saya teringat pernyataan seorang teman bahwa anak-anak perlu
diberi pembelajaran mencari uang. Gunanya agar mereka tidak meminta uang dengan
mudah. Sebab mencari uang tidak semudah mereka meminta.
Ide cerita itu saya kembangkan saat
Balai Bahasa Jawa Tengah mengadakan seleksi menulis cerita anak bagi
penulis-penulis berdomisili di Jawa Tengah. Karena menulis cerita anak, seperti
biasa saya berdiskusi dengan orang-orang sekitar yang lekat dengan anak-anak
usia SD. Sebab ada hal yang mengganjal. Bolehkah anak-anak disuruh bekerja
mencari uang?
Setelah wawancara dengan beberapa
orang, mereka mengatakan tidak menjadi masalah. Sebab hal ini termasuk pendidikan
karakter. Apalagi barang yang dijual dekat anak-anak, yaitu kembang manggar.
Agar terkesan natural ide mencari uang mereka sendiri yang mencetuskan.
Hasilnya penjualan itu akan disumbangkan kepada anak-anak yang kurang beruntung
di panti asuhan.
Tantangan
tidak hanya dari menciptakan pendidikan karakter, tetapi jumlah halaman yang
tidak biasa membuat saya juga harus berpikir membuat cerita tidak terkesan
bertele-tele, pembaca asyik sepanjang membaca, sekaligus memetik hikmahnya.
Sebab jumlah yang diminta antara 6-10 halaman A4. Tentu bukan hal biasa membuat
cerita anak hingga sepanjang itu. Biasanya cerita anak panjang halaman
kira-kira tiga halaman A4.
Tradisi Dugderan saya jadikan sebagai
latar cerita ini. Dugderan adalah tradisi di Semarang menjelang puasa Ramadan
dengan ikon terkenal warak ngendhog.
Seminggu sebelum puasa Ramadan, di alun-alun diadakan keramaian. Ada banyak
permainan anak-anak, dijual pula mainan anak-anak terbuat dari gerabah dan
celengan. Dalam even ini saya sisipi anak-anak menjual kembang manggar. Kembang
manggar hasil dari tugas SBK. Agar tidak terbuang percuma, selesai dinilai
dikumpulkan kemudian dijual. Dari sini mereka belajar bagaimana susahnya
orangtua mencari uang.
Akhirnya
tulisan sederhana berjumlah sembilan lebih atau hampir sepuluh halaman A4
berhasil bermuara di Balai Bahasa Jawa Tengah. Saya bertemu dengan
penulis-penulis keren saat launching
buku antologi. Selamat membaca bagi yang mendapatkan bukunya, semoga suka dan
berguna!
@@@
Keren, Mbak Iis. Ide dan pengembanganya sesuai. Ada pesan moralnya, ada info soal acara Warak Ngendok.
BalasHapusSoal acara launching buku dan bertemu penulis keren lainnya bisa juga ditulis di blog.
Makasih Kak Bambang Irwanto sudah mampir. makasih juga masukannya. Baik akan saya tindak lanjuti.
HapusNggak sempat ngobrol kemarin ya Mbak. 😊
BalasHapusIya, kopdarnya kurang lama. Pas hari kerja sih
HapusIya, kopdarnya kurang lama. Pas hari kerja sih
HapusTapi bukunya nggak dijual bebas, ya, Mbak?
BalasHapusTidak dijual, Mbak Git. Tapi kalau minta malah boleh. Karena memang tidak dijualbelikan.Apalagi kalau Mbak punya komunitas bergerak di bidang literasi, semacam perkumpulan seniman... diprioritaskan. Saya sedang menunggu cetakan kedua untuk perpus di sekolah, Mbak.
Hapus