Keterampilan menulis adalah salah satu kompetensi
dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Kurikulum 13 identik dengan teks. Hampir
setiap bab menyajikan teks yang terdiri dari paragraf-paragraf. Dan pada akhir pembelajaran menuntut siswa mampu
menulis teks tersebut secara mandiri. Hanya pada bagian bab akhir setiap jenjang
menuntut siswa terampil membaca, serta terampil memeragakan pada teks fabel.Ada
8 bab pada jenjang kelas VII, 9 bab kelas VIII, dan 6 bab kelas IX.
Tidak
semua siswa mudah menghafal bermacam-macam teks, dari unsur pengertian, struktur,
kebahasaan, hingga terampil menulis. Terlebih bagi siswa dengan kemampuan akademik
rendah. Maka Guru wajib melakukan inovasi-inovasi demi memperlancar
pembelajaran siswanya.
Era globalisasi membuat internet
bukan hal asing. Informasi didapat begitu cepat dengan internet di antaranya
melalui android. Sesuatu yang terjadi di luar negeri
langsung didengar atau dilihat di sini. Android pun menjadi gaya hidup. Harganya
yang beragam dan relatif terjangkau bagi semua lapisan masyarakat, membuat
android dimiliki hampir setiap orang, termasuk para siswa. Ditunjang internet
dapat diakses secara gratis, yang biasa disebut wifi, di tempat-tempat umum, seperti di sekolah dan mal.Situasi ini menguntungkan bagi guru
dengan memanfaatkan blog.
Blog adalah bentuk aplikasi web yang dioperasikan melalui jaringan
internet. Ibarat rumah blog berisi koleksi
tulisan-tulisan pribadi. Siapa pun dapat menyinggahinya dan membaca. Hal
tersebut sesuai untuk menyimpan hasil karya siswa dalam bentuk tulisan, sekaligus
sebagai portofolio. Apalagi fasilitas android dengan aplikasi kamera, menambah
tulisan menjadi menarik disertai gambar-gambar yang mendukung. Android dengan
ukuran saku membuat siswa mudah membawa. Kemudian memamerkan hasil karyanya
kepada saudara, tetangga, dan kenalan, di mana pun dia berada.
Blog dapat
diperoleh secara berbayar, tetapi ada pula yang gratis, di antaranya melalui blogspot. Siswa tidak hanya menyimpan
teks berupa tulisan di dalam blog setelah
akhir pembelajaran. Dalam kehidupan sehari-hari siswa juga menuliskan
pengalamannya dengan teks yang sesuai.
Seperti
saat bertamasya ke pantai. Siswa melihat bermacam-macam hewan laut, keindahan
pantai dan ombak, wisatawan yang berkunjuung, dan makanan khas yang dijual.
Siswa menuliskan Teks Dekskirpsi. Ketika membantu orangtuanya memasak makanan
di dapur, dia menjadi tahu bahan-bahan dan bumbu-bumbu yang dibutuhkan kemudian
ditulis. Siswa sedang menulis Teks Prosedur. Ketikamendengar cerita temannya
saat berkunjung ke desa, siswa dapat menuliskannya dalam Teks Cerpen atau Teks
Cerita Fantasi. Ketika siswa sedang berada di taman melihat bunga warna warni
dan kupu-kupu, dia menuangkannya dalam Puisi. Begitu pun dengan
pengalaman-pengalaman lain yang dapat ditulis dengan sarana teks yang sudah
dipelajari. Jika hal ini biasa dilakukan, secara tidak langsung siswa menghafal
unsur-unsur yang ada pada macam-macam teks.
Sehingga
banyak jenis teks yang harus mereka pelajari tidak menjadi beban. Tetapi
sebaliknya, justru membuatnya senang. Sebab siswa tidak merasa bosan. Siswa
dapat mengimplementasikan beragam teks saat pembelajaran di kelas dengan
kejadian-kejadian yang dialami, dirasa,didengar, maupun dilihat. Dengan demikian
diharapkan kelak jika siswa duduk di kelas 9 terlebih menjelang ujian, tidak
merasa kesulitan. Sebab pembelajaran bermakna sudah didapatkan dalam kehiduapn
sehari-hari. Sebagai apresiasi setiap kali memperlihatkan tulisan di blog di luar pembelajaran, guru
memberikan point atau nilai tambah.
Proses
belajar mengajar pun berjalan dengan lancar. Guru sebagai fasilitator memiliki
kewajiban memfasilitasi kebutuhan setiap siswa. Jadi, apapun kurikulumnya, siswa
harus merasa senang dalam belajar. Karena dengan hati senang, pesan kurikulum mudah tersampaikan.
@@@
Opini ini pernah dimuat di harian Solopos, Minggu, 26 Agustus 2018