Memanfaatkan Waktu Jeda
bus
si Kenang
Liburan
kali ini bagi saya berbeda dari waktu-waktu sebelumnya. Selain hanya satu
minggu-biasanya dua minggu-ada tugas baru yang harus saya kerjakan justru pada
saat masa liburan. Maka mengunjungi tempat-tempat wisata daerah sendiri menjadi
alternatif, agar liburan tetap dapat dinikmati, sisi lain tugas baru
terselesaikan. Apalagi sejak empat bulan terakhir Dinas Perhubungan Kota
Semarang sedang menggalakkan program "Ayo Wisata Muter-Muter Semarang".
Tujuannya lebih memopulerkan tempat-tempat wisata di Kota Semarang dengan mengendarai
bus khusus. Mereka menamai bus "Si Kenang". Walaupun sebagai orang Semarang saya sudah hafal tempat-tempat
wisata tersebut, dengan suasana berbeda, liburan tidak terkurangi
kenikmatannya.
Karena
jumlah bus baru satu buah ditambah tidak dipungut biaya selama perjalanan,
masyarakat sangat antusias menikmati. Bus ber-AC, dua lantai dengan total
tempat duduk 70 kursi beroperasi tiga kali pada hari Selasa, Rabu, Kamis, dan
Jumat. Sedangkan Sabtu dan Minggu empat kali dengan penambahan pukul 19.00 WIB.
Sementara hari Senin dikhususkan bagi masyarakat yang ingin bepergian secara
berombongan, seperti komunitas anak-anak TK, Ibu-ibu arisan daerah tertentu,
dan lainnya. Caranya dengan mengajukan proposal terlebih dahulu.
Saya
bepergian pada hari Sabtu. Pagi hari pukul 06.00 antrean di halaman Museum Mandala
Bakti, tempat bus mangkal, sudah panjang. Petugas mengatakan wisatawan
berdatangan pada pukul 05.00, saat loket mulai dibuka. Pantas saja setelah
setengah jam berdiri menanti antrean yang mengular, sampai di depan loket saya
tidak kebagian trip 1 yang berangkat
pada pukul 08.00. Saya kebagian trip
3 pukul 15.00 karena trip 2 yang
berangkat pukul 11.00 pun sudah habis. Dengan menyodorkan identitas diri saya
mendapatkan dua ID card yang
berfungsi sebagai tiket. ID card itu wajib
dipakai selama perjalanan. Setelah perjalanan selesai dan tiba kembali di museum,
ID card ditukar lagi dengan KTP
sesuai pemilik. Jeda waktu panjang menanti
keberangkatan pun tidak saya sia-siakan membuka laptop di rumah.
Bus
berangkat pukul 15.00 WIB diawali dengan doa dan sejumlah larangan seperti
tidak boleh membuang sampah sembarangan. Beragam masyarakat yang bertamasya,
dari anak-anak, hingga orang tua, lelaki dan wanita. Layaknya berwisata, hampir
semua wisatawan membawa bekal makanan dan minuman dari rumah, terutama yang mengajak
anak-anak. Dari Museum Mandala Bakti bus melaju melewati Jalan Imam Bonjol hingga
setengah jam kemudian sampai di Kota Lama, tempat wisata dengan ikon Gereja Blenduk.
Kami diberi waktu 15 menit untuk swafoto
dan jalan-jalan. Bila klakson dibunyikan pertanda semua wisatawan harus kembali
ke bus.
Bus
kembali melaju melewati Jalan Pemuda- Lawang Sewu- Simpang Lima, hingga
membelok Jalan Dr. Sutomo dan berhenti di Kampung Pelangi. Kami sempat shalat
Ashar sebelum akhirnya kembali swafoto menghabiskan waktu yang diberikan selama
15 menit. Tujuan terakhir perjalanan di Sam Pho Kong. Sayang bus tidak berhenti
sebagaimana di tempat wisata sebelumnya, tetapi hanya melewatinya. Petugas mengizinkan
wisatawan yang ingin berkunjung ke Sam Pho Kong dengan syarat pulang sendiri ke
Museum Mandala Bakti.
Dua
jam berkeliling Kota Semarang, bersama masyarakat, lengkap dengan suasana yang
berbeda dari bepergian sendiri atau bersama keluarga, cukup menyegarkan
pikiran. Tidak membutuhkan banyak waktu dan tenaga, jiwa pun kembali segar
untuk memulai kegiatan lagi.
@@@