Iis Soekandar: 2017

Sabtu, 23 Desember 2017

Waktu Jeda


Memanfaatkan Waktu Jeda

    bus si Kenang
Liburan kali ini bagi saya berbeda dari waktu-waktu sebelumnya. Selain hanya satu minggu-biasanya dua minggu-ada tugas baru yang harus saya kerjakan justru pada saat masa liburan. Maka mengunjungi tempat-tempat wisata daerah sendiri menjadi alternatif, agar liburan tetap dapat dinikmati, sisi lain tugas baru terselesaikan. Apalagi sejak empat bulan terakhir Dinas Perhubungan Kota Semarang sedang menggalakkan program "Ayo Wisata Muter-Muter Semarang". Tujuannya lebih memopulerkan tempat-tempat wisata di Kota Semarang dengan mengendarai bus khusus. Mereka menamai bus "Si Kenang". Walaupun sebagai orang Semarang saya sudah hafal tempat-tempat wisata tersebut, dengan suasana berbeda, liburan tidak terkurangi kenikmatannya.
 Karena jumlah bus baru satu buah ditambah tidak dipungut biaya selama perjalanan, masyarakat sangat antusias menikmati. Bus ber-AC, dua lantai dengan total tempat duduk 70 kursi beroperasi tiga kali pada hari Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat. Sedangkan Sabtu dan Minggu empat kali dengan penambahan pukul 19.00 WIB. Sementara hari Senin dikhususkan bagi masyarakat yang ingin bepergian secara berombongan, seperti komunitas anak-anak TK, Ibu-ibu arisan daerah tertentu, dan lainnya. Caranya dengan mengajukan proposal terlebih dahulu.
                                                          
                                                                                   ID card
 
Saya bepergian pada hari Sabtu. Pagi hari pukul 06.00 antrean di halaman Museum Mandala Bakti, tempat bus mangkal, sudah panjang. Petugas mengatakan wisatawan berdatangan pada pukul 05.00, saat loket mulai dibuka. Pantas saja setelah setengah jam berdiri menanti antrean yang mengular, sampai di depan loket saya tidak kebagian trip 1 yang berangkat pada pukul 08.00. Saya kebagian trip 3 pukul 15.00 karena trip 2 yang berangkat pukul 11.00 pun sudah habis. Dengan menyodorkan identitas diri saya mendapatkan dua ID card yang berfungsi sebagai tiket. ID card itu wajib dipakai selama perjalanan. Setelah perjalanan selesai dan tiba kembali di museum, ID card ditukar lagi dengan KTP sesuai pemilik.  Jeda waktu panjang menanti keberangkatan pun tidak saya sia-siakan membuka laptop di rumah. 
                                                                       
                                                                          jadwal trip

Bus berangkat pukul 15.00 WIB diawali dengan doa dan sejumlah larangan seperti tidak boleh membuang sampah sembarangan. Beragam masyarakat yang bertamasya, dari anak-anak, hingga orang tua, lelaki dan wanita. Layaknya berwisata, hampir semua wisatawan membawa bekal makanan dan minuman dari rumah, terutama yang mengajak anak-anak. Dari Museum Mandala Bakti bus melaju melewati Jalan Imam Bonjol hingga setengah jam kemudian sampai di Kota Lama, tempat wisata dengan ikon Gereja Blenduk. Kami  diberi waktu 15 menit untuk swafoto dan jalan-jalan. Bila klakson dibunyikan pertanda semua wisatawan harus kembali ke bus. 
 
Bus kembali melaju melewati Jalan Pemuda- Lawang Sewu- Simpang Lima, hingga membelok Jalan Dr. Sutomo dan berhenti di Kampung Pelangi. Kami sempat shalat Ashar sebelum akhirnya kembali swafoto menghabiskan waktu yang diberikan selama 15 menit. Tujuan terakhir perjalanan di Sam Pho Kong. Sayang bus tidak berhenti sebagaimana di tempat wisata sebelumnya, tetapi hanya melewatinya. Petugas mengizinkan wisatawan yang ingin berkunjung ke Sam Pho Kong dengan syarat pulang sendiri ke Museum Mandala Bakti.
Dua jam berkeliling Kota Semarang, bersama masyarakat, lengkap dengan suasana yang berbeda dari bepergian sendiri atau bersama keluarga, cukup menyegarkan pikiran. Tidak membutuhkan banyak waktu dan tenaga, jiwa pun kembali segar untuk memulai kegiatan lagi.
@@@