“Mar,
besok ada tugas IPS. Seperti biasa kita belajar bersama. Mas Ari punya globe untuk
mencari letak geografi lebih jelas. Aku sudah meminjamnya.Puput dan Tari juga
akan belajar di rumahku. Tidak lama lagi mereka pasti datang!” ajak Arjuna saat
melewati rumah Damar. Merekatetangga sekaligus teman sekelas. Mas Ari adalah
kakak Arjuna yang duduk di bangku SMA.
“Ayo, Damar, mumpung Arjunangajak
belajar!” perintah ibu saat akan membuang sampah.
“Damar bisa belajar sendiri, Bu.
Damar kan punya buku altas,” jawab Damar bersikukuh. Sore itu Damar sedang
membuat layang-layang di teras.
Akhirnya Arjuna pergi. Dia sedang
disuruh ibunya membeli beras di warung.
Ibu
Damar mengeluh. Beberapa kali Damar menolak setiap kali diajak belajar bersama.
Karena sering tidak mengerjakan tugas, Damar mendapat sanksi. Bu Fida, wali
kelasnya, menyuruh membersihkan kebun belakang sekolah.
Akhir-akhir
ini Damar suka bermain layang-layang. Karena tidak ingin uang jajannya
terkurangi, setiap kali layang-layangnya nyangkut
di pohon, atau sangkutan dengan
lawan, dia membuat sendiri.
ilustrasi dari KR
Suatu
sore Arjuna berkunjung ke rumah Damar. Kali ini tidak untuk mengajaknya
belajar. Sebab Arjuna tahu, semenjaksuka bermain layang-layang, tetangganya itu
tidak mau lagi diajak belajar bersama.
“Damar, aku butuh layang-layang.
Kamu kan kreatif, termasuk pandai membuat layang-layang. Kamu bersedia bantu
aku?”
“Memangnya kamu juga akan bermain
layang-layang?” tanya Damar kaget.
Arjuna memintanya agar membuatkan
layang-layang kecil sebagai hiasan.Tentu saja Damar tidak menolak. Sebab dia
memang senang membuat layang-layang.
Keesokan
hari, saat datang di rumah Arjuna, Tari, Puput, dan tetangga lain seusia mereka
sudah berada di sana. Mereka sedang membaca buku. Sekarang Arjuna punya pojok baca. Letaknya di sisi kiri rumah.
Sayang, belum ada hiasannya. Kebetulan dia tidak bisa menghias. Semula ruangan
itu gudang, tempat ayah Aruna menyimpan barang dagangannya. Sekarang ayah Arjuna
sudah membeli bangunan lain yang lebih besar. Karena berniat baik, ayahnya
menyetujui tempat itu digunakan sebagai pojok
baca. Kini anak-anak kampung bila ada waktu lowong datang ke pojok baca untuk membaca buku-buku.
ilustrasi dari KR
Pojok baca
berupa buku-buku yang ditata dalam tiga rak. Rak tengah berisi buku-buku ilmu
pengetahuan, rak kanan buku cerita, sebelah kiri buku komik. Walaupun komik ada
nilai pendidikan karakter seperti tanggung jawab, peduli sesama, dan lain-lain.
Sebagian buku-buku milik koleksi Arjuna, sebagian lagi membeli loak. Sisanya
sumbangan dari teman-teman.
Damar
mulai membuat layang-layang kecil. Dibentuknya kertas minyak menjadi belah
ketupat. Diambilnya dua lidi sesuai ukuran kertas secara menyilang. Sebab
layang-layang itu ditempel.Tidak diterbangkan. Sehingga tidak perlu mencari
bambu sebagai kerangka. Lidi itu disematkan pada kertas dengan benang pada
ujung-ujungnya. Tidak lupa ditambahnya ekor, mata, hidung, dan mulut.
Dua
hari kemudian dua layang-layang kecil itu jadi. Damar menempelnya dengan
selotip di tembok.
“Bagaimana
kalau ditambah awan dan pesawat? Ini aku buatkan dari sisa bahan
layang-layangku,” tukas Damar sambil menunjukkan pesawat dan awan yang
dibawanya dari rumah.
“Silakan.
Aku senang-senang saja. Kita jadikan tempat ini sebagai taman bacaan yang
menarik. Sehingga kita rajin datang kemari untuk membaca. Karena membaca adalah
jendela dunia. Dengan membaca ilmu pengetahuan kita bertambah.”
Puput,
Tari, dan teman-teman lain manggut-manggut tanda setuju. Damar mulai menempel
sebuah pesawat berbahan kertas warna merah, kemudian dua awan berwarna biru.
“Wah,
bagus sekali,” Tari terkagum-kagum. Begitu pun teman-teman lain. Kini pojokbacatidak hanya berisi buku-buku.
Di atasnya dihias dengan dua layang-layang, sebuah pesawat, dan dua awan.
Apalagi dindingnya berwarna putih. Sangat kontras dengan warna pesawat,
layang-layang, dan awan.
“Ternyata
ada komik. Aku suka baca komik. Aku pikir yang dipajang di sini cuma buku-buku ilmu pengetahuan,” tukas Damar
begitu melihat koleksi buku-buku di rak yang ditempel di dinding.
Kini mereka semakin bersemangat
mengunjungi pojok baca. Masing-masing
membaca buku kesukaannya. Begitu pun Damar membaca buku komik setiap sore.
Damar bermain layang-layang hanya setiap hari libur.Mereka kebali belajar
bersama, terutama jika ada tugas sekolah.
@@@
cerpen anak ini pernah terbit di Koran Kedaulatan Rakyat, Senin 2 Maret 2020