Aku tak pernah beranjak dari meja belajar. Meski
begitu aku tahu semua kegiatan Resti. Akulah yang membantu Resti mengurangi rasa
sedihnya. Ketika dia menulis di kertasku lalu menuangkan kekesalannya, legalah
semua yang menyesakkan dada. Saat beruntung, aku juga menjadi luapan bahagianya.
Sambil senyum-senyum, dia berbagi kebahagiaan itu, juga melalui tulisannya.Yah,
rahasia tersembunyi, aku lebih tahu, dibanding siapa pun, termasuk mama. Bahkan
urusan tertentu, Resti sengaja mengunci rapat-rapat hatinya kepada mama.
Untuk
itulah Resti membeliku. Kutahu pada tulisannya yang pertama. Dia mengatakan
baru mengenal cowok yang mampu membuat hari-harinya indah, senyum-senyum
sendiri, sekaligus merasa mendapat perhatian lebih dibanding cewek cantik mana
pun.
Lalu
bak artis yang sedang berakting dia ungkapkan semua pengalamannya di hadapanku,
lengkap dengan gerak tangan dan gestur.
“Sudah membawa apel merah dan hijau?”
ceritanya pada kegiatan pengenalan lingkungan sekolah awal menjadi peserta
didik baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar