Iis Soekandar: Jalan-jalan

Sabtu, 17 Desember 2016

Jalan-jalan

Mengenal Lebih Dalam Kota Lama Semarang

       Belanda menjajah Indonesia selama tiga setengah abad. Banyak pengaruh dan peninggalan yang tersisa di Indonesia. Diantaranya peninggalan bangunan bergaya Eropa. Tidak heran bila kota lama tidak hanya terdapat di satu tempat seperti Jakarta, Semarang pun memiliki Kota Lama. Kawasan Kota Lama di Semarang terletak di seputar Jalan Letjen Suprapto. Dan mungkin ada lagi kota lama di kota-kota lain sebagai peninggalan Belanda.
       Berkunjung ke Kota Lama Semarang, tidak bisa lepas dari Gereja Blenduk. Gereja yang memiliki nama asli Gereja Immanuel ini menjadi ikon Kota Lama Semarang. Sehingga Gereja Blenduk tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah tapi juga banyak dikunjungi wisatawan domestik maupun asing. Setiap hari banyak wisatawan yang datang, sekadar ingin melihat dan berfoto. Bentuknya yang khas, mblenduk dengan genting berwarna merah bata, membuat gereja ini lebih dikenal dengan Gereja Blenduk dibanding Gereja Immanuel.   Gereja Blenduk dibangun oleh pemerintah Belanda pada tahun 1763 dan mengalami perbaikan pada tahun 1894. Hingga kini Gereja Blenduk masih berdiri megah.


       Sayang tidak semua bangunan peninggalan Belanda dilestarikan. Sebagian dibiarkan rusak bahkan ada yang musnah karena tidak terawat. Berikut ini beberapa bangunan lain, selain Gereja Blenduk,  yang masih tersisa dan berfungsi dengan baik.
        Gedung Jiwasraya ini letaknya berseberangan dengan Gereja Blenduk. Gedung berlantai tiga lantai  didirikan oleh perusahaan pelaksana bangunan gedung zaman Belanda bernama Hollandsche Beton Maatschappij (HBM).


       Berderet dengan Gedung Jiwasraya adalah kantor pengadilan. Tapi gedung ini sekarang menjadi restoran ikan bakar.


       Masih terletatak di Jalan Letjen Suprapto berdiri megah gedung berlabel Spiegel. Gedung ini adalah toko H Spiegel yang menjual berbagai macam barang milik perusahaan Winkle Maaatschappij. Barang yang dijual kain, peralatan rumah tangga, dan keperluan olahraga. Dibangun pada tahun 1895 oleh Tuan Addler. Awalnya Tuan H Spiegel menjadi manager, kemudian menjadi pemiliknya. Gedung ini sekarang menjadi sebuah kafe.


       Bangunan lain adalah Gedung Neherlands Handel Mascaapi. Gedung ini terletak di Jalan Mpu Tantutar,  bersebelahan dengan Jalan Letjen Suprapto. Sekarang gedung ini ditempati salah satu kantor bank nasional.


       Berbeda dari gedung-gedung lain yang telah beralih fungsi, kantor pos pada zaman Belanda masih berfusngsi hingga sekarang. Bahkan menjadi Kantor Pos Besar di Kota Semarang. Bedanya dulu kantor pos menyatu dengan kantor telegraf. Tapi kemudian hanya berfungsi sebagai kantor pos. Kantor pos yang dibangun pada tahun 1906 terletak di Jalan Pemuda, tidak jauh dari Jalan Mpu Tantular. Kota Semarang termasuk tiga kota pertama di Indonesia yang memelopori jasa pos, disamping Jakarta dan Surabaya. Pada tahun 1979 pernah dilakukan pemugaran.


       Tentunya masih ada gedung-gedung lain yang tidak kalah menarik. Jadi jangan segan mampir ke kota lama jika Anda kebetulan berwisata ke Kota Semarang. Atau bahkan sengaja berkunjug ke Kota Lama Semarang, sebagaimana para turis lain. Selamat menikmati liburan!

                                                                            @@@

Tidak ada komentar:

Posting Komentar