Menuliskan
pengalaman seputar kegiatan menulis sepanjang satu tahun adalah salah satu
favorit saya. Dengan demikian saya mengetahui perkembangan kegiatan menulis,
apakah tahun ini lebih baik dari tahun kemarin, lalu berusaha tahun depan lebih baik dari tahun ini, begitu
seterusnya. Itu sebabnya “Kilas Balik” ada dalam menu blog.
Tahun
2023 masih melanjutkan impian tahun lalu: menulis cerpen. Berbeda tahun lalu
yang sering tersendat-sendat dalam memenuhi bagian-bagian premis. Tahun ini, dari
waktu ke waktu semakin ringan dalam proses menulis. Saya semakin lancar mengisi
bagian-bagian premis sebagai persyaratan awal menulis sebuah cerpen.
Benar kata orang bijak, menulis termasuk sebuah keterampilan. Ibarat pisau
semakin diasah semakin tajam.
Premis
diibaratkan resep dalam dunia masakan, begitu istilah Abang Mentor. Jadi, jika
resep atau ada bagian premis yang kurang, hasilnya pun terasa janggal. Setelah
premisnya tepat, barulah berkreasi pada saat mengembangkannya menjadi cerpen.
Entah berkreasi dalam penggunaan gaya bahasa, sudut pandang, dan lainnya
sehingga cerpen itu menarik dibaca.
Kembali
setelah unsur-unsur premis terpenuhi lalu membuat kerangka cerita, saatnya
mengembangkan menjadi cerpen utuh. Saya berusaha menuangkan semua yang ada di kepala dalam satu kali
duduk. Dengan demikian tidak menggali dari awal, seperti saya gagal mengembangkan
premis dalam satu kali duduk.
Ketikan
pertama tentu saja masih draf sehingga perlu diendapkan agar memperolah hasil
objektif. Setelah dibaca ulang terkadang ada bagian premis yang terlewat atau
kurang sempurna. Mungkin deskripsi tokoh kurang lengkap, keinginan tokoh dan
caranya tidak fokus, hambatannya kurang nendang, atau resolusinya biasa-biasa
saja. Dengan berpegang pada patokan-patokan itu saya tinggal memperbaiki
bagian-bagian yang kurang.
Selanjutnya
mengedit secara keseluruhan,
adakah kalimat dan paragraf yang loncat sehingga harus dibetulkan, perlukah penggunaan gaya bahasa, mungkin
acuannya kurang konsisten, dan bagian-bagian lain yang perlu diperbaiki hingga
menjadi sebuah cerpen yang sempurna dan siap kirim ke media. Kegiatan menulis
menjadi terasa mudah dan menyenangkan.
Kesenangan
itu membuahkan hasil dengan lolos kurasi di media kompas.id. Alhamdulillah.
Mungkin karya-karya lain yang telah saya kirim ke media-media sedang menunggu
antrean. Atau saya harus terus memperbaiki dan meningkatkan keterampilan
menulis untuk menghasilkan karya baik, lebih baik, dan lebih baik lagi.
Dan itu sebuah keniscayaan untuk sebuah kegiatan yang positif, menghibur, dan
berguna bagi banyak orang.
Setiap
orang punya me-time sendiri-sendiri.
Biasanya saya menulis malam hari. Saatnya jenuh setelah rutinitas seharian,
menulis tulisan fiksi dapat mengendorkan syaraf. Rasa lelah pun lambat laun
hilang. Sehingga menulis menjadi bagian kegiatan yang mengasyikkan. Dengan
perpegang pada premis dan selalu terbuka, karya terbit hari ini, besok, atau
kapan pun hanyalah soal waktu. Semoga tahun 2024 banyak karya terbit, dan ikut
memajukan literasi Indonesia, bahkan dunia. Amin.
@@@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar