Iis Soekandar: Bubur Suro Mbah Rebo

Jumat, 24 Juni 2022

Bubur Suro Mbah Rebo

                                                                                          


Desi, Fina, dan mama sedang menonton televisi. Mereka menyukai film animasi.

Tidak lama film animasi itu selesai, Ririn, sahabat Desi, memanggil.

            “Desi... Desi... Desi...” panggil Ririn.

            “Ada apa, Rin?” Desi keluar menemui sahabatnya.

            Beberapa saat kemudian, Desi mengambil potongan kardus-kardus yang biasa dibuat untuk rumah-rumahan. Dia juga memiliki koleksi beberapa boneka. Ririn dan Desi suka bermain rumah-rumahan.

            “Fin, ayo kita main rumah-rumahan!” ajak Desi.

            “Iya, Fin, bermain bersama Desi dan Ririn,” kata mamanya memberi semangat.

            “Ah, enggak, kamu bermain saja bersama Ririn. Aku mau di kamar saja, Tante,” tukas Fina lalu masuk ke kamar. Sementara Desi pergi ke depan bermain bersama Ririn.

Fina selalu menolak setiap kali diajak bermain bersama. Dia senang menyendiri di dalam kamar. Kalaupun keluar kamar, dia menonton televisi. Padahal Desi ingin menghiburnya. Akan tetapi, hingga kini, Fina masih suka bersedih.

Mama dan Desi sering mengeluh. Fina adalah sepupu Desi. Dua bulan lalu, ayah dan ibunya terpapar virus COVID-19 dan meninggal. Dengan demikian, Fina jadi yatim piatu. Untuk itulah mama dan papa Desi meminta Fina tinggal bersama mereka. Apalagi, Fina seusia Desi. Kini, Fina satu sekolah dengan Desi.

                                                                                 

ilustrasi: majalah Bobo

          Suatu saat, Desi bercerita tentang Mbah Rebo. Mbah Rebo yang dilahirkan pada hari Rabu itu sangat sayang kepada anak-anak. Maklumlah, ia tidak mempunyai anak dan tentu saja tidak memiliki cucu. Suaminya sudah meninggal. Sekarang, Mbah Rebo tinggal bersama dua keponakannya.

            “Kamu pernah makan bubur Suro, Fin?” tanya Desi saat makan siang.

            “Bubur Suro itu apa?” tanya Fina heran.

            “Setiap tanggal sepuluh bulan Suro atau Muharam, Mbah Rebo membuat bubur spesial. Namanya bubur Suro, mungkin karena dibuat pada bulan Suro. Bubur Suro terdiri dari bubur beras berwarna kuning dan ada campuran daging kambing. Rasanya gurih. Aromanya khas daging kambing. Lauknya telur dadar, perkedel kentang, sambal goreng udang, dan abon daging. Mbah Rebo membagikan bubur Suro gratis kepada anak-anak di kampung ini,” tutur Desi membuat Fina tertegun.

            “Wah, sepertinya bubur Suro enak sekali. Lauknya pun bermacam-macam. Mbah Rebo membagikan secara gratis?” tanya Fina senang.

            “Iya. Dan minggu depan sudah mulai bulan Suro. Kamu juga bisa mendapatkannya. Sekarang kamu menjadi warga kampung ini. Makanya kamu bermainlah bersama anak-anak di sini, supaya bisa berkenalan dengan Mbah Rebo.

            Fina manggut-manggut. Ia ingin makan bubur Suro buatan Mbah Rebo. 

                                                                                

ilustrasi: majalah Bobo

Pada tanggal sepuluh bulan Suro, anak-anak berkumpul di rumah Mbah Rebo. Mereka duduk di karpet. Sebelum membagikan bubur, Mbah Rebo memipin doa bersama. Intinya agar mereka diberi kesehatan dan kesejahteraan.  

            “Semua duduk yang tertib. Mbah akan membagikan bubur Suro,” ungkap Mbah Rebo. Setelah semua duduk dengan tenang, Mbah Rebo dan dua keponakannya membagikan bubur Suro dalam wadah plastik bening. Setiap anak menerima satu wadah bubur Suro, lengkap dengan sebuah sendok bebek di dalamnya.

            “Ada yang belum dapat bubur Suro?” tanya Mbah Rebo. Walaupun sudah tua, suara Mbah Rebo masih lantang. Badannya pun masih gagah dengan mengenakan kebaya dan kain.

            “Sudah, Mbah,” jawab anak-anak serentak.

            “Sekarang Mbah akan membagikan uang dan bingkisan kepada kalian yang yatim,” ungkap Mbah Rebo.

            “Hore...,” anak-anak yatim atau tidak memiliki ayah bersorak-sorai.

            Satu per satu Mbah Rebo memanggil nama anak-anak yatim. Kali ini Mbah Rebo membagikan uang dalam amplop. Ia juga memberi bingkisan berupa buku tulis dan alat-alat tulis. Mbah Rebo sudah membagikan sebanyak empat anak yatim.      

“Sekarang, Mbah minta Fina maju ke depan!” pinta Mbah Rebo.

            Fina kaget ketika ia juga dipanggil oleh Mbah Rebo dan akan diberi uang dan bingkisan. Dia mendapatkan bubur Suro gratis sudah senang. Desi dan Ririn memberi semangat agar Fina maju ke depan. Fina juga anak yatim.  

            Anak-anak senang menikmati bubur Suro. Fina pun tidak bersedih lagi. Dia bermain bersama anak-anak kampung. Ternyata tidak hanya dirinya, ada empat anak lain yang tidak memiliki ayah.

@@@

Cernak ini terbit di majalah Bobo, 16 Juni 2022




Tidak ada komentar:

Posting Komentar