Iis Soekandar: Hikmah Pandemi

Rabu, 29 Desember 2021

Hikmah Pandemi

                                                                    

                                                         delapan karya di majalah Bobo

Tidak terasa Desember 2021 hampir selesai. Baru saya sadari ketika beberapa hari lalu membaca sebuah tulisan di surat kabar. Penulis mengungkapkan kesan dan pengalamannya sepanjang tahun 2021. Ternyata sudah di penghujung tahun. Setiap orang pasti punya kesan dalam hidupnya, begitupun saya. Hidup adalah pembelajaran; merenungi dan mengambil hikmah saat kegagalan terjadi; memacu untuk bisa bertambah maju saat keberhasilan berpihak. Keduanya sebagai modal menapaki hari depan.

            Pandemi hampir dua tahun. Tahun lalu saya merasakan kehidupan dan kebiasaan baru adanya pandemi. Kegiatan yang biasanya saya lakukan di luar, berubah menjadi lebih banyak saya lakukan di dalam rumah. Prokes begitu ketat. Jika meleng, virus tak kasatmata siap memapar dan mengarantina. Bahkan jika nahas berpisah selamanya dengan orang-orang dekat dan handai tolan.

            Seiring waktu berjalan, hal-hal baru itu menjadi kebiasaan. Keluar rumah menutup sebagian wajah dengan masker bukanlah sebuah gangguan. Selain menjaga kesehatan, ternyata melindungi dari terik matahari dan debu polusi. Menjaga jarak tidak lagi hal aneh walaupun dalam sebuah perjamuan. Di samping makanan tak dibagikan di tempat, menghindari bergunjing karena waktu pertemuan dibatasi.

Pandemi tahun kedua juga memberikan hikmah positif, terutama dalam kegiatan menulis. Saya punya banyak waktu menulis dan membaca. Ada sepuluh karya yang terbit sepanjang tahun 2021 dari dua media. Delapan di majalah Bobo dan dua di koran Kedaulatan Rakyat. Semua masih seputar cerita anak. Biasanya cerita yang saya buat mengandung pendidikan karakter juga kearifan lokal. Proses setiap karya dari pengalaman membaca, jalan-jalan, terkadang juga harus riset. Setiap karya berharap dipublikasikan, itu sebabnya tidak boeh memberikan informasi salah.

                                                                                   
dua karya di koran Kedaulatan Rakyat

Begitu pun dalam kegiatan membaca. Saya semakin banyak kesempatan membaca buku-buku cerita dewasa, baik kumpulan cerpen maupun novel. Dan berharap pada masanya nanti mendapat kesempatan menerbitkan cerita-cerita dewasa, sebagaimana teman-teman yang telah sukses. Ada banyak hal yang bisa ditulis dari pengalaman hidup sehari-hari. Tidak hanya menjadi cerita anak, cerita dewasa juga asyik untuk ditulis.

Menulis kegiatan yang menyenangkan. Berlama-lama menulis berarti berlama-lama dalam kesenangan. Banyak media yang tidak lagi memberikan ruang untuk cerita anak sementara kegiatan menulis menjadi kebutuhan. Saya menampungnya dalam kegiatan menulis novel anak. Yah, sekarang selain menulis cerita pendek saya juga menulis novel anak. Entah ke mana novel itu kelak akan bermuara. Yang pasti saya percaya tidak ada yang percuma di dunia ini. Sebagaimana dulu tidak ada media yang menerima karya saya, tetapi tahun ini terbit sepuluh buah.

Satu sisi menjaga kebahagiaan dan berpikir positif di tengah pandemi yang masih melanda adalah hal penting. Konon, kebahagiaan dan berpikir positif dapat menyembuhkan penyakit hingga delapan puluh persen. Untuk kemudian benar-benar sehat. Jika badan sehat menulis pun menjadi lancar.

Semoga kelancaran menulis menghasilkan pula kelancaran terbit karya di banyak media. Tidak hanya cerita anak, tetapi juga cerita dewasa; cerpen maupun novel. Amin. Sukses juga untuk teman-teman.

@@@


Tidak ada komentar:

Posting Komentar