Iis Soekandar: Budaya

Minggu, 02 Juli 2017

Budaya

Tradisi Syawalan

Oleh: Iis Soekandar


       Syawalan adalah sebuah tradisi yang diadakan sepekan atau seminggu setelah hari raya Lebaran. Jatuh pada tanggal berapa Syawal, tergantung pula kapan merayakan Lebaran. Ada yang merayakan Lebaran tànggal 1 Syawal, ada yang tanggal 2 Syawal, bahkan ada yang  tanggal 3 Syawal.
    Sebagian orang Jawa menyebut Syawalan dengan Bodo Cilik atau Bodo Kupat. Bodo dari kata bakdo(Jawa) yang artinya setelah. Cilik(Jawa) artinya kecil. Jadi Bodo Cilik dimaknai Lebaran kecil karena telah menempuh puasa sunnah enam hari. Sedangakan Lebaran besar setelah menjalani puasa Ramadhan sebanyak 29 atau 30 hari, sesuai penanggalan. Sementara makna kupat(Jawa) dari kata ketupat bermakna lepat atau terlepas dari kesalahan setelah saling memaafkan. 
     Pada Bodo Kupat atau Bodo Cilik bagi orang Jawa yang masih melaksanakan tradisi Syawalan memasak ketupat dengan lauk opor ayam dan sambal goreng.
      Ketupat adalah makanan dengan bahan dari beras untuk nasi. Sebagaimana orang membuat lontong. Bedanya lontong berbentuk panjang dan dibungkus dengan daun pisang sedangkan ketupat berbentuk segi empat, dibungkus daun kelapa muda atau janur(Jawa) dengan cara dianyam. Meskipun ada yang membuat ketupat dengan bentuk burung, segitiga, atau yang lain, pada umumnya ketupat berbentuk segi empat. 
      Zaman sekarang karena ingin praktis orang membeli tempat ketupat berupa selongsong atau janur sudah dibentuk segi empat, jadi tidak lagi menganyam sendiri. Sehingga beras tinggal diisikan. Setelah semua selongsong terisi beras, masing-masing hingga setengah,adonan direbus sampai kira-kira lima jam. Setelah ketupat matang kemudian dingin tinggal diiris-iris lalu disantap dengan lauk opor ayam dan sambal goreng.
     Namun sebagian lagi orang merayakan Syawalan dengan membuat lepet. Sebagaimana ketupat, lepet bermakna lepat(Jawa) atau terlepas. Jadi semua kesalahan sudah terlepas karena sudah saling meminta maaf. 
     Berbeda dengan ketupat yang harus disantap dengan lauk karena termasuk makanan berat, lepet sejenis kue. Lepet dibuat dari bahan beras ketan dicamur parutan kelapa dan garam secukupnya. Lepet juga dibungkus dengan daun kelapa muda atau janur,sebagaimana ketupat. Bentuknya memanjang hampir sama seperti lontong. Bedanya, lontong disemat dengan lidi pada kedua ujungnya sedangkan lepet diberi 2 atau 3 tali rafia pada bagian tengahnya untuk mengikat agar adonan tetap menyatu. Setelah semua selesai dibungkus, adonan dimasak hingga 5 jam. Setelah matang maka lepet yang rasanya gurih siap disantap.
     Maka apapun hidangannya, ketupat atau lepet, yang terpenting adalah kita sudah saling memaafkan demi meyongsong hari depan untuk terus berkarya. Selamat merayakan Syawalan!
@@@

     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar