Iis Soekandar: Tiktik dan Kuskus

Jumat, 15 Oktober 2021

Tiktik dan Kuskus

                                                                                   

        Tiktik dan Kukus adalah jenis tikus rumah yang selalu rukun. Tubuh mereka kecil dan berbulu hitam. Ekor mereka panjang. Mereka seringkali bermain dan mencari makan bersama. Jika salah satu dari mereka tidak mendapatkan makanan, yang satunya pasti akan berbagi. Mereka juga saling memberi tahu jika menemukan sumber makanan.

Mereka biasa tinggal di dekat tempat-tempat sampah. Terutama di sekitar tong sampah keluarga Ruly. Keluarga Ruly sering membuang sisa-sisa makanan yang rasanya enak bagi Tiktik dan Kuskus.  Jika suasana sepi, mereka juga masuk di rumah-rumah orang lain.

            “Enak ya nasinya. Cuma makan nasi dengan bumbu sudah enak. Bumbunya pedas, manis, seperti banyak rempahnya,” ungkap Tiktik sambil melahapi sisa-sisa nasi di kotak kardus.

Sementara Kuskus makan nasi di kotak kardus lain. Kuskus tak kalah lahap menghabiskan makanannya. Kardus-kardus itu bergambar rumah Minangkabau.

            “Ini namanya nasi spesial. Hm, ini apa, ya? Wah, ternyata daging. Aku dapat daging!” sorak Kuskus senang sekali.

            “Oya? Kamu beruntung sekali. Tadi aku cuma makan nasi, bumbu, dan sayur,” jawab Tiktik setengah iri.

            “Mau cicip? Ini aku bagi,” ujar Kuskus. “Nih!” Tanpa berpikir panjang Kuskus memberi sebagian daging yang masih tersisa. Dipotongnya daging secuil itu dengan giginya.

            Tiktik langsung menyantap daging pemberian Kuskus.

            “Wah, dagingnya rasanya juga enak, banyak bumbunya.”

            Saat sedang asyik makan...

            Bruk!

            Terdengar bunyi mengejutkan. Mereka langsung melompat sembunyi di balik sampah-sampah lain. Ternyata, mama Ruly baru saja membuang kulit nangka muda dan sampah bahan-bahan makanan lain. Setelah keadaan aman, Tiktik dan kuskus melanjutkan makan lagi hingga selesai.

            Selesai makan mereka bermain petak umpet. Terkadang Tiktik bersembunyi di balik tong sampah, lalu Kuskus mencari. Begitupun sebaliknya. Siang hari manusia sibuk bekerja. Mereka bebas bermain petak umpet. Kebetulan tong sampah milik keluarga Ruly bersebelahan dengan tetangga sebelahnya.

            Tidak lama, mereka melihat Ruly pulang sekolah, dijemput mamanya. Mama Ruly lalu pergi lagi. Ruly terlihat membawa bungkusan. Tiktik dan Kuskus mencium aroma roti yang lezat.

                                                                                    

                                                              ilustrasi: majalah Bobo

              “Ayo, kita masuk rumah Ruly. Siapa tahu dapat sisa roti!” ajak Kuskus.

            “Mana mungkin kita masuk ke rumahnya. Lihat, pintu rumahnya langsung ditutup begitu Ruly masuk,” jelas Tiktik.

            “Kita tidak lewat pintu depan, nanti ketahuan. Tapi lewat selokan,” saran Kuskus.

            “Baiklah,” jawab Tiktik dengan bersemangat.

            Keduanya langsung berjalan masuk selokan. Selokan itu menghubungkan saluran depan dengan bagian belakang rumah Ruly.

            “Wah aroma rotinya lezat. Ruly berada di dalam kamarnya. Rotinya sisa enggak ya?” tukas Tiktik. Mereka sudah berada di dapur.

            “Walaupun rotinya tidak tersisa, kita bisa melumati bungkusnya,” kata Kuskus.

            Tiba-tiba...

            “Aku pesan isi stroberi, malah diberi isi keju!” ungkap Ruly jengkel.

            “Asyik, kita dapat bagian roti isi keju. Aku dengar, baru saja Ruly membuang rotinya di tong sampah kamarnya,” ungkap Tiktik senang.

            “Tapi kita harus berhati-hati masuk kamarnya,” cegah Kuskus.

            “Ruly, buang makanan di tong sampah belakang. Jangan di kamar, nanti kamarmu banyak semut dan binatang  lain,” tegur Mbak Sum yang lewat di depan kamar Ruly, sambil mengepel lantai.

            “Malas keluar kamar, Mbak,” ungkap Ruly malas-malasan.

Setelah itu, Ruly tertidur. Akhir-akhir ini, mama sering membantu toko kelontong papa. Jika toko kelontong papanya banyak pembeli, mama selalu membantu. Begitulah Ruly kalau tidak ada mamanya. Ia sering makan di kamar dan tidak mau membuang sampahnya di luar kamar.

            Dengan mengendap-endap, Tiktik dan Kuskus berhasil masuk di kamar Ruly, lalu melompat masuk ke dalamnya.

            “Wah, enak ya, makan roti keju,” ungkap Titik sambil menikmati roti berisi keju berbentuk bulat.

            “Iya,  roti enak begini Ruly tidak mau,” kata Kuskus.

            Tidak terasa, mereka makan sisa roti dan telah habis. Kini, kedua tikus itu keluar kamar dengan berhati-hati. Mereka melewat selokan menuju ke luar rumah. Kemudian mereka kembali ke dekat tong sampah.

@@@

ilustrasi: majalah Bobo

Suatu saat, seperti biasa Tiktik dan Kuskus masuk kamar Ruly mencari sampah makanan. Ketika mereka sedang mengais makanan di keranjang sampah, Ruly bangun dari  tidurnya karena akan ke kamar mandi. Ketika melihat sesuatu bergerak di keranjang sampahnya dan terdengar bunyi ciiiit....ciiit...

            “Toloooong... toloooong... ada tikuuuus....!” Ruly seketika berteriak keras.

            “Gawat, kita ketahuan. Ayo lari!”

            “Jadi, kamu suka buang makanan di keranjang sampah kamar?” tanya mamanya kaget ketika ada tikus di kamar Ruly.

            Ruli terduduk merasa bersalah. Semenjak itu, Ruly tidak pernah lagi membuang sisa makanan di keranjang sampah kamarnya. Ia juga rajin membersihkan kamarnya. Tiktik dan Kuskus tidak pernah lagi masuk kamar Ruly karena tidak ada aroma makanan di dalamnya.

@@@

Cernak ini pernah terbit di majalah Bobo, Kamis 7 Oktober 2021



Tidak ada komentar:

Posting Komentar