Iis Soekandar: Cerita dari Desa Suka Makmur

Senin, 11 Maret 2019

Cerita dari Desa Suka Makmur

                                                                                 

          Desa Suka Makmur baru saja dilanda bencana banjir. Selama satu minggu hujan deras tidak reda. Di sampng itu ada tanggul yang jebol.Tapi penduduk bersyukur. Yang terpenting tidak ada anggota keluarga mereka yang menjadi korban. Semua selamat. Hanya perabot-perabot rumah tangga yang rusak.
            Setelah air surut, Pak Kades atau Pak Kepala Desa meminta semua warga bekerja bakti membersihkan rumah mereka masing-masing, juga lingkungannya. Tidak lupa anak-anak juga diminta berpartisipasi.
            Ipung pergi ke dapur. Ibu sedang memasak makanan untuk makan siang. Pagi tadi mereka sarapan nasi goreng. Walaupun tidak ada lauknya, rasanyaterasa nikmat. Maklumlah selama berhari-hari mereka hanya makan mi instan. Karena ibu tidak dapat ke pasar untuk membeli beras dan bahan-bahan makanan lain. 
          “Kamu mencari apa, Pung?” tanya ibu sambil meracik sayur lodeh. Ibu juga membeli ikan asin dan tempe. Kedua lauk itu akan digoreng.
            “Ipung mencari sampah plastik, Bu. Oya, tadi ibu membeli bahan-bahan makanan dibungkus pakai apa?” tanya Ipung.
            “Beberapa bahan makanan dibungkus pakai kantung plastik. Sebagian kertas koran dan daun. Memangnya buat apa kamu mencari sampah plastik?” tanya Ibu heran.
            “Tadi Pak Kades bilang supaya anak-anak ikut membantu kerja bakti, yaitu dengan mengumpulkan sampah plastik. Bagi yang mengumpulkan paling banyak, ada hadiahnya, Bu. Karena sampai plastik sulit diurai oleh tanah. Disamping itu bahan-bahannya bisa membunuh binatang-binatang di dalam tanah, seperti cacing. Juga mengganggu peresapan air ke dalam tanah. Mungkin banjir yang terjadi selain tanggul jebol juga banyaknya sampah plastik, Bu,” jelas Ipung panjang lebar.
            Ibu manggut-manggut sambil ber-o.
            “Sebelum mencari sampah plastik di luar rumah, terlebih dahulu harus yang berada di dalam rumah, Bu,” tambah Ipung sambil mengumpulkan sampah plastik dari tempat sampah. Lalu sampah-sampah itu dimasukkan dalam kantung plastik besar.
Ibu senang mendengar ide Pak Kades. Maklum pagi tadi saat Pak Kades memberi pengumuan, ibu sedang berbelanja di pasar. Selesai meracik dan menunggu air panas, ibu membantu mencarikan bekas bungkus-bungkus plastik yang berada di rumah.

                                                                                 

Di dalam rumah, Ipung menemukan beberapa kantung plastik. Yaitu bekas bungkus bahan makanan yang ibu belanja tadi pagi. Disamping itu ada bekas botol air mineral. Mungkin ayah atau Mas Hanung, kakaknya, yang membeli air mineral. Setelah itu barulah ia keluar rumah.
Di luar Ipung bertemu Radit, tetangga sebelah rumahnya. Radit juga baru saja membersihkan sampah plastik dari rumahnya.
“Radiat, kamusudah mendapatkan banyak sampah plastik,” tukas Ipung. Radit juga membawa kantung plastik hitam. Tetapi ukurannya lebih besar dibanding milik Ipung.
“Maklumlah keluargaku kan banyak. Mereka suka membeli air mineral saat bepergian. Karena masih tersisa lalu dibawa ke rumah. Makanya botolnya terkumpul banyak.Untuk mengurangi sampah plastik,lain kali ibu menyarankan supaya membawa botol dan air putih dari rumah,” jelas Radit.
Lalu keduanya mulaimencari sampah-sampah plastik di lingkungan rumah. Sampah plastik yang ditemukan tidak hanya kantung plastik dan bekas botol air mineral. Banyak juga sedotan. Lalu mereka juga mencari sampah plastik di lapangan dan taman. Mereka berlomba mencari sampah-samah plastik bersama anak-anak lain Desa Suka Makmur.
Siang hari, Pak Kades meminta anak-anak supaya mengumpulkan sampah-sampah plastik yang didapat. Pak Wawan, selaku humas desa, dibantu perangkat desa lain yang akan mencatat. Mereka memberi label bagian depan kantung yang dijadikan tempat sampah. Tentu saja sesuai nama pemiliknya. Kemudian sampah-sampah plastik yang didapat akan dihitung untuk dicari pemenangnya.
@@@
Hari Minggu, pukul sepuluh anak-anak mulai berdatangan di balaidesa. Untuk mengurangi sampah, terutama sampah plastik, mereka diminta membawa tempat makanan dan botol minunam dari rumah. Kemudian tempat makanan dikumpulkan di meja yang sudah disediakan. Para perangkat desa memberikan nasi, lauk, dan sayur di tempat makanan mereka. Sementara minuman, mereka bebas mengambil sendiri. Ada jus mangga, jus jambu biji merah, dan air mineral dalam galon.
Sebelum pengumuman para pemenang, Pak Kades memberikan sambutan. Beliau senang anak-anak bersemangat mengumpulkan sampah plastik.
“Setelah kami kumpulkan dan hitung, ternyata paling banyak mendapatkan lima puluh enam buah sampah plastik, kedua, empat puluh buah, ketiga, tiga puluh sembilan buah....”
Mereka menunggu dengan hati dag dig dug ketika Pak Wawan mulai mengumumakan para pemenang.
“Dan sebagai pemenang ketigaadalah... Lutfi...” semua bertepuk tangan. Lutfi maju ke depan. “Kedua.. Indah...” Indah pun maju ke depan. “sebagai pemenang pertama... Radit.”
Karena bangga melihat semangat anak-anak mengumpulkan sampah-sampah plastik, Pak Kades menambah lima pemenang lagi. Tentu berdasarkan nomor urut pengumpul sampah plastik terbanyak. Walaupun Ipung tidak memenangkan hadiah utama, dia termasuk yang mendapatkan lima hadiah hiburan. Karena termasuk lima orang pemenang tambahan.
Setelah pengumuman pemenang, tibalah makan siang. Setiap anak mengambil tempat makanan yang sudah diisi. Mereka juga mengambil minuman sesuai keinginan ke dalam botol.Semua bersuka cita menikmati hari bahagia.
@@@
Cernak ini pernah dimuat di harian Kedaulatan Rakyat, Minggu, 10 Maret 2019               



Tidak ada komentar:

Posting Komentar