Bertempat
di SMP Tunas Harum Bangsa, Sabtu, 12 Januari, 2019 guru mata pelajaran bahasa
Indonesia se-Kota Semarang atau sebanyak 180-an mengikuti Seminar Bedah
Kisi-Kisi dan SKL (Standar Kompetensi Lulusan).
Bedah
kisi-kisi dan SKL adalah acara tahunan bagi keempat pelajaran yang diujikan
dalam Ujian Nasional, yaitu bahasa Indonesia, Matematika, bahasa Inggris, dan
IPA. Kebetulan tahun ini diselenggarakan pada hari dan tanggal yang sama. Hanya
tempatnya yang berbeda.
Walaupun
pemerintah tidak mematok sebagai penentu kelulusan sebagaimana yang pernah
berlaku, hasil Ujian Nasional atau UN sebagai persyaratan siswa diterima atau
tidak pada sekolah yang diinginkan. Terlepas dari unsur-unsur lain, seperti ketentuan zona dan kategori siswa
miskin. Idealnya pasti setiap siswa menginginkan sekolah favorit yang juga
menjadi dambaan para pesaingnya dari sekolah-sekolah lain.
Itu
sebabnya perlu adanya kesamaan dalam penentuan kisi-kisi dan SKL, baik bagi
sekolah negeri maupun swasta. Sehingga diharapkan pada akhirnya siswa dapat
bersaing dalam mendapatkan sekolah yang diinginkan, walaupun dia berasal dari
sekolah tidak favorit.
Tepat pukul 09.30 WIB acara dimulai. Setelah melalui
serangkian ritual, seperti menyanyikan lagu Indonesia Raya, PJMP bahasa
Indonesia SMP, Drs. Eko Djatmiko, M.Pd. yang juga Kepala SMP Negeri 3 Semarang memberikan
sambutan. Di antara sambutannya bahwa ibarat guru sebuah pohon, dia punya
kewajiban mengarahkan ranting-ranting soal menuju ke arah mana sehingga
siswanya dapat menerima dan menyelesaikan dengan baik.
Selanjutnya
acara yang ditunggu-tunggu tiba. Bedah kisi-kisi dan SKL dengan narasumber
Rohmani, M.Pd. guru bahasa Indonesia SMP Negeri 189 Jakarta.
Rohmani, M.Pd.
Diawali
dengan penjelasan tujuan diadakan acara tersebut: menjelaskan kisi-kisi soal
UN, membandingkan karakteristik tiga level dalam soal bahasa Indonesia,
menjelaskan prinsip penjabaran kata kerja operasional pada berbagai level,
menjabarkan kata kerja dan cakupan kisi UN menjadi penjabaran indikator,
mengelompokkan soal HOTS (Higher Order Thingking Skill), dan membuat contoh
soal HOTS dari penjabaran kisi-kisi UN.
Selanjutnya
dijelaskan satu per satu secara rinci. Termasuk tiga level soal kognitif, yaitu
level 1 bersifat pengetahuan dan pemahaman, level 2 bersifat aplikasi,
sedangkan level 3 penalaran. Ketiga level tersebut diberikan pada setiap
lingkup materi.
Terjadi
dialog interaktif di sela-sela pemaparan. Narasumber yang selalu mempersilakan
peserta bertanya setiap menemui uneg-uneg, membuat suasana berjalan begitu
hangat. Hal ini terbukti ketika salah satu peserta bertanya tentang ketiadaan
puisi dalam soal UN sementara dalam cakupan materi yang dijarakan ada karya
sastra tersebut. Dijelaskan puisi dapat dijadikan dalam USBN (Ujian Sekolah
Berstandar Nasional).
Tidak
terasa waktu menunjuk hampir pukul 13.00 WIB. Kisi-kisi dan SKL telah
dijabarkan, lengkap dengan contoh-contoh soal dan cara penyelesaian yang
efektik dan mudah dikerjakan siswa. Tinggal bagaimana guru mentransfer semua
ilmu yang didapat ke dalam pemahaman siswa, yang bisa jadi antara kelas satu
dengan kelas lainnya tidak sama. Karena setiap siswa adalah unik. Pastilah memiliki
kelemahan di antara segudang kelebihannya, begitupun sebaliknya, memiliki
kelebihan di antara segudang kekurangannya.
Semoga
niat baik ini terberkati, terlebih bermanfaat bagi siapa saja yang membaca.
@@@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar