“Lihat
bakso malang, Pak?” tanya saya kepada Pak Becak yang mangkal di depan kampung.
Sontak pandangannya menyapu sekitar, tak ada gerobak penjual bakso seperti yang
saya cari.
“Nggak lihat, tapi dia jalan lurus
kalau gak ada yang beli,” jawabnya sambil menunjuk
arah.
Jawaban sama saya terima dari
orang-orang yang saya tanya. Para penjual bakso malang tak mangkal di suatu
tempat. Mereka berhenti jika ada pembeli, atau memanggil dengan ketukan bakso
yang khas, hanya sesaat. Setelebihnya, mereka jalan. Tak tahan menahan perut
bernyanyi dan haus karena sengatan sinar matahari, saya putuskan makan makanan
lain.
Hari berikutnya, saya bertemu
penjual bakso malang, tapi saya sedang berpuasa Syawal. Semangkuk bakso malang
membayangi, dan saya terus mencari-cari kesempatan setiap keluar rumah.
Kuah bakso malang bening. Kaldu
beraroma bawang itu beradu dengan bakso sapi yang empuk dan gurih, dan
renyahnya pangsit goreng. Toping seledri dan bawang goreng menyempurnakan
penyajiannya. Setiap suapan mengundang selera.
Bakso termasuk makanan akulturasi. Menurut
buku Main Rasa Bersama Sasa, “bak-so” dalam bahasa Hokkien berarti “daging
giling”. Berawal saat Meng Bo, salah
satu penduduk Negeri Tirai Bambu, sekitar abad ke-17, ingin menyajikan daging
untuk ibunya. Seiring bertambahnya usia, ibu Meng Bo tidak dapat mengunyah
daging. Dalam pencariannya, Meng Bo terinspirasi kue moci yang bulat dan
kenyal. Kemudian ia menghaluskan daging dan membentuk bulat seperti kue moci.
Sejak itu ibunya dapat menikmati daging.
Kedatangan orang-orang Negeri Tirai
Bambu, zaman dulu, tidak hanya berdagang. Mereka juga mewarnai budaya dan
makanan masyarakat Indonesia, termasuk bakso. Sesuai mayoritas masyarakat
Indonesia yang muslim, daging bakso tebuat dari daging sapi, bukan dari daging
babi.
Budaya Halbi (halal bi halal) juga
dilestarikan oleh masyarakat Indonesia. Tujuan Halbi selain silaturahim adalah
bermaaf-maafan. Begitupun yang ada di benak saya ketika menghadiri acara Halbi sebuah komunitas. Selebihnya, saya hanya membayangkan bakso secara umum, walau
jauh hari, panitia mengumumkan bahwa makanan utama Halbi adalah bakso.
Dan, kerinduan saya terbayar ketika
di hadapan saya, terhidang bakso berkuang bening, mirip bakso malang. Di tengah
maraknya efisiensi, saya menikmati bakso malang di Halbi, sebuah langkah
bijaksana.
@@@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar