Kamis, 01 Mei 2025

Semangkuk Bakso di Halbi

                                                                                       

        “Lihat bakso malang, Pak?” tanya saya kepada Pak Becak yang mangkal di depan kampung. Sontak pandangannya menyapu sekitar, tak ada gerobak penjual bakso seperti yang saya cari.

            “Nggak lihat, tapi dia jalan lurus kalau gak ada yang beli,” jawabnya sambil menunjuk arah.

            Jawaban sama saya terima dari orang-orang yang saya tanya. Para penjual bakso malang tak mangkal di suatu tempat. Mereka berhenti jika ada pembeli, atau memanggil dengan ketukan bakso yang khas, hanya sesaat. Setelebihnya, mereka jalan. Tak tahan menahan perut bernyanyi dan haus karena sengatan sinar matahari, saya putuskan makan makanan lain.

            Hari berikutnya, saya bertemu penjual bakso malang, tapi saya sedang berpuasa Syawal. Semangkuk bakso malang membayangi, dan saya terus mencari-cari kesempatan setiap keluar rumah.

            Kuah bakso malang bening. Kaldu beraroma bawang itu beradu dengan bakso sapi yang empuk dan gurih, dan renyahnya pangsit goreng. Toping seledri dan bawang goreng menyempurnakan penyajiannya. Setiap suapan mengundang selera.

            Bakso termasuk makanan akulturasi. Menurut buku Main Rasa Bersama Sasa, “bak-so” dalam bahasa Hokkien berarti “daging giling”.  Berawal saat Meng Bo, salah satu penduduk Negeri Tirai Bambu, sekitar abad ke-17, ingin menyajikan daging untuk ibunya. Seiring bertambahnya usia, ibu Meng Bo tidak dapat mengunyah daging. Dalam pencariannya, Meng Bo terinspirasi kue moci yang bulat dan kenyal. Kemudian ia menghaluskan daging dan membentuk bulat seperti kue moci. Sejak itu ibunya dapat menikmati daging.

            Kedatangan orang-orang Negeri Tirai Bambu, zaman dulu, tidak hanya berdagang. Mereka juga mewarnai budaya dan makanan masyarakat Indonesia, termasuk bakso. Sesuai mayoritas masyarakat Indonesia yang muslim, daging bakso tebuat dari daging sapi, bukan dari daging babi.

            Budaya Halbi (halal bi halal) juga dilestarikan oleh masyarakat Indonesia. Tujuan Halbi selain silaturahim adalah bermaaf-maafan. Begitupun yang ada di benak saya ketika menghadiri acara Halbi sebuah komunitas. Selebihnya, saya hanya membayangkan bakso secara umum, walau jauh hari, panitia mengumumkan bahwa makanan utama Halbi adalah bakso.

            Dan, kerinduan saya terbayar ketika di hadapan saya, terhidang bakso berkuang bening, mirip bakso malang. Di tengah maraknya efisiensi, saya menikmati bakso malang di Halbi, sebuah langkah bijaksana.

@@@


Tidak ada komentar:

Posting Komentar